Eksistensi Ojek Pangkalan Didalam Perkembangan Transportasi Berbasis Informasi Dan Teknologi


 Artikel telah melalui proses review oleh : Deden Hardan Gutama


Permasalahan transportasi darat di Indonesia cukuplah kompleks, yang dimana transportasi tersebut merupakan suatu system yang saling berkaitan. Apabila ada satu masalah yang timbul pada salah satu unit ataupun satu jaringan, maka kemungkinan akan mempengaruhi system tersebut. Permasalahan transportasi di Indonesia terjadi hampir di setiap jaringan terutama pada unit-unit termasuk unit terkecil dari system tersebut, baik pada masalah yang terjadi dari unit tersebut maupun pengaruh dari system.

Factor yang terjadi pada permasalahan transportasi darat di Indonesia sangatlah beragam, seperti contoh tingginya jumlah pada kendaraan bermotor, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan transportasi, hingga lemahnya pada birokrasi. Permasalahan transportasi di perkotaan pada umumnya meliputi kemacetan lalulintas, area parker, angkutan umum, polusi, dan masalah ketertiban lalulintas. Permasalahan kemacetan lalulintas pada dasarnya diakibatkan dengan adanya mobilitas masyarakat yang tinggi dan selalu menimbulkan dampak negative, baik terhadap pengemudi maupun ditinjau dari segi ekonomi dan lingkungan. Bagi pengemudi kendaraa, kemacetan akan menyebabkan ketegangan (stress), timbulnya chaos di jalan raya sehingga akan meningkatkan emosi dari para pengendara hingga berebut jalan. Selain permasalahan terebut juga menimbulkan dampak negative ditinjau dari segi ekonomi yang berupa kehilangan waktu perjalanan yang lama dan bertambahnya biaya operasional kendaraan terutama pada bahan bakar bensin maupun mesin kendaraan, kemudian dari segi lingkungan, masalah kemacetan juga menambah volume polusi udara di sekitar lokasi kemacetan.

Alternative yang dirasa mampu untuk mengurangi kemacetan yaitu adanya angkutan umum yang dapat memberikan kenyamanan dan efisiensi lebih kepada masyarakat dalam melakukan mobilitas sehari-hari. Selain itu juga, dalam setiap kehidupan masyarakat harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan alam, social, dan  budaya. Pembelajaran kultural ( cultural learning ) termasuk contoh proses penyesuaian diri manusia, yang memungkinkan manusia untuk membentuk dan mengembangkan kehidupan dalam lingkungan ekologi tertentu. Adanya kehadiran ojek pangkalan sebagai sebuah alternative baru bagi dunia transportasi di Indonesia. Banyak masyarakat yang menjadi pengemudi ojek, contohnya terdapat di Kota Semarang yang dimana ditemukan pangkalan-pangkalan ojek yang ada di setiap sudut jalan.

Permintaan jasa layanan ojek ini sangat tinggi, hal ini dibuktikan banyaknya pelanggan ojek pangkalan dari berbagai kalangan mulai dari anak sekolah, pedagang hingga pekerja kantoran. Pendapat masyarakat, ojek dinilai lebih efisien dalam penggunaan waktu dan lebih ekonomis karena biaya yang sangatlah terjangkau dibandingkan transportasi lain. Kemunculan ojek pangkalan di Indonesia semakin pesat, dengan timbulnya jaringan-jaringan yang dibangun oleh pengemudi ojek pangkalan menyebabkan pangkalan ojek dapat berkembang sebagai penyedia jasa tranportasi.

Di era teknologi moder ini, kebutuhan masyarakat akan transportasi yang efisien dan mudah dijangkau menghadirkan transportasi berbasis teknologi dan informasi. Teknologi transportasi ini di nilai memberikan kemudahan melalui pelayanan  yang sangat mudah diakses oleh masyarakat. Salah satu contoh perusahaan yang menyediakan layanan ini adalah  PT. GO-Jek. Perusahaan ini bergerak dibidang tersebut yang mencoba mengkoordinir permintaan masyarakat akan kebutuhan transportasi yang sangat efisien dan mudah digunakan. Kemudahan yang diberikan adalah pelanggan tidaklah perlu bertemu langsung dengan si pengemudi untuk mendapatkan layanannya sehingga hubungan social yang mulai pudar secara perlahan dan mengurangi adanya akses terhadap hubungan social tersebut. Nilai-nilai budaya yang dimiliki mulai terpengaruh oleh perkembangan jaman yang mengakibatkan masuknya teknologi pada bidang transportasi. Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh transportasi berbasis teknologi ini memiliki dampak bagi pengemudi-pengemudi ojek pangkalan.

PEMBAHASAN

Kota Semarang merupakan ibukota dari Provinsi Jawa Tengah yang dinobatkan sebagai kota terbesar kelima setelah Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan. Kota Semarang memiliki luas sekitar 373 km2 yang menjadikannya sebagai kota yang cukup sempit dengan jumlah penduduk yang sangat padat, sehingga menyebabkan tingginya mobilitas masyarakat kota Semarang. Mata pencaharian penduduk kota Semarang terdiri dari pedagang, pegawai pemerintahan, pekerja pabrik, petani hingga wiraswasta. Padatnya kota Semarang mengharuskan segala aspek yang ada di kota Semarang mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat dalam melakukan mobilitas dalam kegiatan sehari-hari.

Tingkat kemacetan di Kota Semarang

            Kota Semarang memiliki beragam transportasi untuk melakukan mobilitas masyarakat,dalam melaksanakan rutinitas masing-masing penduduknya. Kota Semarang memiliki sekitar 1.355 mobil penumpang, 455 bus, 1474 truk, dan 151.290 sepeda motor. Sementara pada ruas jalan di kota Semarang memiliki panjang sekitar 2.785 km. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana kondisi jalanan kota Semarang saat ini, serta bagaimana kemacetan menjadi salah satu masalah utama dalam mobilitas di kota Semarang. Kemacetan di kota Semarang kini sudah menjadi pemandangan sehari-hari, terutama di wilayah-wilayah vital yang menjadi pusat berkumpulnya penduduk kota Semarang. Konsentrasi massa dengan angka yang tinggi pada titik-titik tertentu menyebabkan terjadinya kemacetan yang sering terjadi di kota Semarang. Seperti yang terjadi pada ruas jalan Brigjen Soediarto, Gayamsari dimana kemacetan terjadi dikarenakan pada ruas jalan ini merupakan jalan masuk kota Semarang dari Kab. Demak yang dekat dengan R.S. Bhayangkara serta menjadi pintu masuk gerbang tol Semarang dan juga lokasi dari Pasar Gayamsari berdiri.  Berdasarkan data hasil rekapitulasi lalu lintas yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Semarang, tingkat kemacetan tertinggi di kota Semarang yaitu berada di ruas jalan Teuku Umar.  Ruas jalan ini merupakan jalur penghubung antara Kota Semarang dengan Kabupaten Semarang.

 

 

Kehadiran Ojek di Kota Semarang

Ojek di kota Semarang sudah hadir sejak puluhan tahun yang lalu. Hal tersebut dilihat dari banyaknya pangkalan-pangkalan dan pengemudi ojek di kota Semarang, seperti pangkalan ojek di daerah Jatingaleh, wilayah Tugu, Sampangan, hingga daerah Mangkang. Ojek pun hadir di dekat objek-objek vital kota Semarang, seperti Pangkalan Ojek Stasiun Poncol, Pangkalan Ojek Terminal Mangkang, serta beberapa pangkalan ojek yang hadir di sekitar pasar maupun perumahan. Pangkalan ojek yang ada di kota Semarang sangat mudah ditemukan. Pasalnya pangkalan ojek di kota Semarang hadir di hampir setiap sudut-sudut jalan, seperti pangkalan ojek yang hadir di depan gerbang perumahan, atau pangkalan ojek yang hadir di persimpangan jalan. Hal tersebut membuat masyarakat dapat menemukan pangkalan ojek dengan mudah.

Kehadiran Transportasi Berbasis Informasi dan Teknologi

            Di era kemajuan teknologi modern di dunia ini mempengaruhi sector perkembangan transportasi yang ada di Indonesia, contohnya pada pelayanan online  dalam pemesanan tiket kereta api, pemesanan taksi, pesawat, serta transportasi ojek. Adanya  pemesanan pelayanan transportasi ini mengharuskan para pelanggan yang hendak memesan layanan dari transportasi berbasis informasi dan teknologi mengharuskan para pelanggan tersebut memiliki alat yang mendukung untuk dapat mengakses pelayanan. Pelanggan juga diharuskan memiliki aplikasi atau sistem yang dapat memberikan akses pada pelayanan tersebut. Kehadiran aplikasi ini sangatlah memicu inovasi-inovasi baru pada layanan pemesanan transportasi agar dapat memberikan kemudahan bagi para pelanggannya.

Adanya perusahaan Go-Jek dan GrabBike sebagai penyedia layanan jasa transportasi pun mempengaruhi keberadaan ojek pangkalan yang memang sejak dahulu sudah berdiri di kota-kota besar Indonesia. Inovasi-inovasi yang dilakukan oleh kedua perusahaan tersebut bukan berarti mampu untuk mengurangi permasalahan transportasi yang ada di Indonesia. Kedatangan perusahaan tersebut justru dapat menimbulkan permasalahan baru antara para pengemudi ojek pangkalan dan para driver transportasi berbasis informasi dan teknologi. Berbagai bentuk konflik muncul akibat persaingan ini. Seperti yang terjadi di kota Tangerang dimana para pengemudi angkutan kota melakukan unjuk rasa terhadap kehadiran transportasi berbasis informasi dan teknologi sehingga banyak warga yang mengandalkan transportasi umum harus kehilangan waktunya karena tidak tersedianya angkutan kota.

Dampak Transportasi Berbasis Informasi dan Teknologi terhadap Ojek Pangkalan

Kehadiran transportasi berbasis informasi di kota Semarang memberikan dampak yang beragam bagi para pengemudi ojek pangkalan. ada sebagian masyarakat yang mendukung dan tidak sedikit pula yang menolak adanya transportasi tersebut. Beberapa dampak tersebut antara lain :

·       Penurunan Jumlah Pelanggan Ojek Pangkalan

·       Persaingan Tarif

·       Pola Kerja yang Lebih Fleksibel

 

Kategori Pengguna Ojek Pangkalan di Kota Semarang

1.     Ibu Rumah Tangga yang lebih banyak berada pada sektor Domestik

2.     Pekerja Swasta yang Bertempat Tinggal Dekat dengan Tempat Bekerja

3.     Pelajar dan Mahasiswa yang Memiliki kendaraan

Pelayanan Ojek Pangkalan terhadap Pelanggan

·       Mengutamakan Keselamatan Berkendara

·       Antar Jemput bagi Pelanggan

Alasan Para Pelanggan masih Menggunakan Ojek Pangkalan

·       Efisiensi Waktu

·       Kemudahan Akses Pangkalan Ojek

·       Pelayanan yang Prima

Faktor Sosial Budaya yang Mempengaruhi Eksistensi Ojek Pangkalan

1.     Solidaritas dan Rasa Kekeluargaan

2.     Sistem Antri dan Seragam Pangkalan

3.     Arisan Bulanan sebagai Jaminan Sosial Ekonomi

4.     Lokasi yang Menguntungkan

5.     Pelanggan yang Setia

 

Kesimpulan :

Kehadiran transportasi publik berbasis informasi dan teknologi di kota Semarang ternyata tidak serta-merta membuat ojek pangkalan kehilangan fungsinya sebagai moda transportasi publik yang diminati masyarakat. banyaknya berpendapat bahwa fungsi dari struktur baru yang hadir didalam masyarakat tidak selalu membuat fungsi dari struktur yang lama hilang begitu saja. Karena pada kasus ini, fungsi yang ada dalam ojek pangkalan tidak hilang begitu saja. Fungsi dari ojek pangkalan sebagai transportasi publik masih dimanfaatkan oleh para pelanggan ojek pangkalan dalam pemenuhan mobilitas masyarakat sehari-hari. Kehadiran transportasi berbasis informasi dan teknologi memberikan peluang bagi para pengemudi ojek pangkalan untuk melakukan inovasi demi mempertahankan eksistensinya.

 

Prodi Informatika di Jogjakarta 

No comments:

Post a Comment

Pages